Program biodiesel Indonesia mencapai tantangan besar pada tahun 2020. Ketika program biodiesel mencapai B30, insentif BPDP KS mencapai level tertinggi. Kebutuhan dana BPDP KS pada tahun 2020 meningkat hinggga 7.5x lipat dibandingkan tahun 2019 dan dibutuhkan tambahan pungutan ekspor hingga 3x lipat
Selisih HIP Biodiesel dan HIP Solar
Periode 2015 – 2020
Dalam Rupiah/Liter

Selisih HIP biodiesel dan HIP solar pada saat ini mencapai Rp4,791/liter berada di atas selisih HIP rata-rata yang mencapai Rp3,324/liter. Besarnya selisih HIP akibat harga crude oil yang relatif rendah pada tahun 2020 – 2021 dan naiknya harga CPO akibat peningkatan volume secara substansial seiring dengan kemajuan program Biodiesel ke B30 PSO / Non PSO
Selisih CPO- Minyak Brent Crude
Dalam USD/Ton

Selisih CPO-Minyak Brent melonjak dari level negatif pada tahun 2019 hingga USD600/Ton pada tahun 2021
Volume Program Biodiesel dan Rata-Rata Insentif BPDP KS
Periode 2015 – 2020

Insentif untuk program biodiesel naik hampir 6 x lipat dari Rp 871/liter ke Rp 4,994/liter
Kebutuhan Dana Program Biodiesel Periode 2015 – 2020 Dalam Juta Rupiah

Kebutuhan dana pada tahun 2020 meningkat 7.5 x lipat dibandingkan tahun 2019
Secara umum biaya memproduksi biodiesel dari CPO cenderung lebih mahal daripada bahan bakar fosil. Oleh sebab itu, kondisi dimana harga CPO lebih rendah dari harga minyak seperti pada tahun 2018-2019 merupakan anomali, bukan yang biasanya terjadi. Dalam data bulanan 10 tahun terakhir, harga Minyak Brent Crude berada di level yang lebih tinggi dari harga CPO hanya selama 34 dari 125 bulan.