Tantangan Riset dan Need Assessment

Valley of Death

Bahwa kegiatan riset adalah sebuah keniscayaan dalam pembangunan sebuah negara sudah menjadi pengetahuan umum. Persoalannya adalah bagaimana mengelola aktifitas penelitian dan pengembangan ini dengan optimal mengingat biaya yang diperlukan sangat besar, permintaannya pun melibatkan banyak sektor, padahal dana yang tersedia terbatas.

Menghadapi tantangan ini, para pengambil kebijakan terpaksa menentukan prioritas. Bukan hal yang mudah dilakukan karena membuat strategi riset yang tepat memerlukan pemahaman terhadap ekosistem dunia riset yang komplek dan melibatkan entitas pelaku yang punya kepentingan beragam, bahkan kadangkala terkesan bertentangan.

Rintangan utama dalam menyusun strategi kebijakan riset adalah mengatasi “lembah kematian” (the valley of death), yaitu jurang yang memisahkan bagian hulu dan hilir ekosistem riset.

Di bagian hulu, berbagai lembaga penelitian termasuk perguruan tinggi berkutat dengan penemuan baru dan penelitian dasar (basic research) yang sebagian hasilnya dikembangkan menjadi riset terapan (applied research). Sebagian dunia usaha mulai melibatkan diri dalam riset terapan ini walau umumnya lebih mendominasi hilir, yaitu di kegiatan pengembangan produk (product development) dan produksi komersial.

Ukuran keberhasilan sebuah strategi kebijakan riset dinilai dari berapa banyak penemuan (discovery) dan riset dasar yang berhasil dikembangkan menjadi produk komersial. Oleh karena itu kemampuan untuk mengetahui hasil penelitian dasar apa saja yang layak untuk dikembangkan dalam riset terapan menjadi sangat penting. Selain itu, kompetensi dalam memilih hasil riset terapan yang layak ditindaklanjuti dengan investasi pengembangan produk hingga dapat menjadi produk komersial yang inovatif dan bersaing, adalah kemampuan yang diperlukan untuk lolos dari jebakan lembah kematian dunia riset.

oleh : Bambang Harymurti